Pola Kabupaten Anji ‘Air yang Jernih dan Pegunungan yang Subur Adalah Aset yang Tak Ternilai’
Kabupaten Anji, terletak di barat laut Provinsi Zhejiang, terletak di pusat geografis Delta Sungai Yangtze. Ini adalah sumber Sungai Huangpu di Shanghai dan simpul barat laut penting dari wilayah metropolitan Hangzhou. Kabupaten ini meliputi area seluas 1.886 kilometer persegi dan memiliki populasi sebanyak 470.000 jiwa. Kabupaten Anji didirikan pada tahun 185 M, nama kabupaten ini diambil dari ‘Kitab Lagu’, yang berjudul ‘Tenang dan Hangat’, kemudian dikenal sebagai ‘Kota Bambu Tiongkok’, ‘Kota Kursi Putar Tiongkok’, dan ‘Kota Teh Putih Tiongkok’.
Pada akhir abad ke-20, Anji menjadi salah satu kabupaten miskin di Zhejiang, demi menghapus kemiskinan dan menjadi makmur, maka ditempuhlah jalan ‘kabupaten industri yang kuat’, perusahaan kertas, kimia, bahan bangunan, percetakan dan pencelupan serta perusahaan-perusahaan lainnya mulai satu per satu bangkit, meskipun pertumbuhan PDB pesat, namun telah menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan ekologis. Pada tahun 2001, Kabupaten Anji menetapkan strategi pembangunan ‘Kabupaten Ekologis’, memutuskan untuk mengubah pola pembangunan tradisional, yaitu menghancurkan dahulu, memperbaikinya kemudian, dengan mulai mengeksplorasi dan mempraktikkan pola pembangunan yang baru dan melakukan kegiatan perbaikan lingkungan desa. Melalui perbaikan yang efektif, lingkungan ekologis Anji telah mengalami perbaikan yang sangat besar, tetapi tingkat perkembangan ekonominya masih jauh terbelakang dibandingkan daerah sekitarnya, dan masih menjadi salah satu kabupaten miskin dan terbelakang di Zhejiang.
Selama masa jabatannya sebagai Sekretaris Komite Partai Provinsi Zhejiang, Xi Jinping datang ke Anji untuk melakukan penelitian sebanyak dua kali. Pada bulan April 2003, ketika Xi Jinping mengadakan penelitian terhadap pekerjaan pembangunan ekologis di Anji, beliau menunjukkan bahwa bagi Anji, ‘mendirikan daerah ekologis’ berarti menemukan jalur pembangunan yang benar. Pada bulan Agustus 2005, di Yucun, Kabupaten Anji, Xi Jinping untuk pertama kalinya memberikan kesimpulan ilmiah bahwa ‘air yang jernih dan pegunungan yang subur adalah aset yang tak ternilai’. Selama lebih dari sepuluh tahun, Anji telah mempraktikkan konsep ‘air yang jernih dan pegunungan yang subur adalah aset yang tak ternilai’, dan telah menempuh jalur pembangunan berkelanjutan yang memiliki keindahan ekologis, industri yang indah dan masyarakatnya sejahtera, dan pembangunan desa yang indah di Yucun telah menjadi kenyataan.
Pada awal tahun 2008, Komite Partai Kabupaten Anji dan Pemerintah Kabupaten mengusulkan target pembangunan ‘Desa Indah Tiongkok’. Sejak Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18, di bawah bimbingan strategi revitalisasi pedesaan, Kabupaten Anji memulai dari perbaikan lingkungan hidup di daerah pedesaan, berpegang pada integrasi perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan operasi, fokus pada inovasi mekanisme, menguasai dua poin utama tata kelola lingkungan dan pengembangan industri, terus mendorong keindahan, kemakmuran, dan kebangkitan pedesaan. Pada tanggal 1 Juni 2019, Joyce Msuya, Asisten Sekjen PBB sekaligus Wakil Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB, saat memimpin delegasinya melakukan inspeksi pembangunan peradaban ekologis di Anji mengatakan bahwa di Anji, semua orang merasakan konotasi mendalam dari konsep ‘air yang jernih dan pegunungan yang subur adalah aset yang tak ternilai’, ia menyaksikan kepemimpinan pemerintah secara langsung dan bekerja sama dengan kekuatan sosial untuk melaksanakan tata kelola lingkungan, mewujudkan transformasi ekonomi dari pembangunan ekstensif ke pembangunan hijau yang disempurnakan.
Praktik pembangunan pedesaan Anji yang indah menunjukkan bahwa sumber daya kabupaten pegunungan dan potensinya terletak pada perairan jernih dan pegunungan suburnya. Pembangunan kabupaten pegunungan dapat menembus pola konvensional, yaitu mengubah air yang jernih dan pegunungan yang subur menjadi aset yang tak ternilai, menempuh jalur baru untuk mendorong pembangunan ekonomi dengan mengoptimalkan lingkungan ekologis, demi mewujudkan kemenangan ganda perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi.
“绿水青山就是金山银山”的安吉模式
安吉县,位于浙江省西北部,地处长三角地理中心,是上海黄浦江的源头、杭州都市圈重要的西北节点,县域面积1886平方公里,户籍人口47万。安吉建县于公元185年,县名取自《诗经》“安且吉兮”,素有“中国竹乡”“中国转椅之乡”“中国白茶之乡”等美誉。
在选择发展道路时,安吉曾走过弯路。20世纪末,作为浙江贫困县之一的安吉,为脱贫致富走上了“工业强县”之路,造纸、化工、建材、印染等企业相继崛起,尽管GDP一路高速增长,但对生态环境造成了巨大破坏。2001年,安吉确立了“生态立县”的发展战略,下决心改变先破坏后修复的传统发展模式,开始对新的发展方式进行探索和实践,并开展了村庄环境整治活动。通过有效整治,安吉的生态环境有了极大的改善,但经济发展速度还是明显落后于周边地区,依然是浙江贫困县和欠发达县之一。
习近平在担任浙江省省委书记期间,先后两次来到安吉调研。2003年4月,习近平在安吉调研生态建设工作时指出,对安吉来说,“生态立县”是找到了一条正确的发展道路。2005年8月,习近平在安吉县余村首次提出了“绿水青山就是金山银山”的科学论断。十余年来,安吉坚定践行“绿水青山就是金山银山”理念,走出了一条生态美、产业兴、百姓富的可持续发展之路,美丽乡村建设在余村变成了现实。
2008年年初,安吉县委、县政府提出建设“中国美丽乡村”的目标。中共十八大以来,在乡村振兴战略的引领下,安吉从改善农村人居环境入手,坚持规划、建设、管理、经营于一体,注重机制创新,抓住环境治理和产业发展两个关键点,不断推动乡村美起来、富起来、强起来。2019年6月1日,联合国助理秘书长、联合国环境署代理执行主任乔伊斯·姆苏亚率团队在安吉考察生态文明建设时表示,在安吉,大家近距离感受“绿水青山就是金山银山”理念的深刻内涵,亲眼见证政府主导,并与社会化力量通力合作开展环境治理,实现经济从粗放式发展向精细化绿色发展的转变。
安吉的美丽乡村建设实践表明,山区县的资源在绿水青山,潜力在绿水青山。山区县的发展可以突破常规模式,即让绿水青山变成金山银山,走出一条通过优化生态环境带动经济发展的全新道路,实现环境保护与经济发展双赢的目标。