Negara betapa besar pun akan binasa jika suka berperang

(Peradaban dan Filsafat)

15-10-2022 | The Academy of Contemporary China and World Studies

Negara betapa besar pun akan binasa jika suka berperang

Tertulis dalam "Ren Ben" dari "Si Ma Fa" bahwa "Negara betapa besar pun akan binasa jika suka berperang; dunia betapa damai pun akan bahaya jika lupakan perang". Pepatah iniberarti bahwa sebesar dan sekuat apapun suatu negara, jika terus berperang pasti akan binasa; walaupun dunia ini stabil dan damai, penguasa harus siap menghadapi bahaya di saat-saat yang aman, kalau hanya suka menikmati kehidupan secara membabi buta dan lupa lakukan persiapan perang, krisis akan muncul. Orang Tiongkok kuno percaya bahwa masalah harus ditangani dengan kebajikan, dan bahkan perang yang adil akan menghabiskan kekuatan negara. Pemikiran seperti ini tidak hanya mencerminkan hubungan dialektis antara perang dan jatuh bangunnya suatu negara, tetapi juga menyoroti semangat cinta damai bangsa Tionghoa.

Xi Jinping pernah mengutip pepatah ini dalam banyak kesempatan diplomatik. Pada Mei 2014, pada Konferensi Persahabatan Internasional Tiongkok dan peringatan 60 tahun berdirinya Asosiasi Rakyat Tiongkok untuk Persahabatan dengan Negara Asing, beliau menunjukkan bahwa nenek moyang Tiongkok telah lama mengetahui kebenaran bahwa "Negara betapa besar pun akan binasa jika suka berperang". Tiongkok menganut jalan pembangunan damai, dan rakyat Tiongkok bersedia hidup dalam dan berkembang secara harmonis dengan rakyat dari berbagai bangsa di seluruh dunia untuk menngusahakan, menjaga, dan menikmati perdamaian bersama.

国虽大,好战必亡

《司马法》之《仁本》篇写道,“国虽大,好战必亡;天下虽安,忘战必危”。这一箴言意指一个国家无论再怎么强大,如果不断进行战争也会灭亡;天下虽然安定但要居安思危,一味享乐、忘记备战就会出现危机。中国古人认为,应该本着仁爱精神处理问题,即便是正义战争,也会消耗国力。这种思想既体现了战争与国家兴衰的辩证关系,也彰显了中华民族爱好和平的精神。

习近平曾在多个外交场合引用“国虽大,好战必亡”。2014年5月,他在中国国际友好大会暨中国人民对外友好协会成立60周年纪念活动上指出,中国的先人早就知道“国虽大,好战必亡”的道理。中国坚持走和平发展道路,中国人民愿意同世界各国人民和睦相处、和谐发展,共谋和平、共护和平、共享和平。