Negara tidak harus mengejar keuntungan, tetapi kebajikan

(Peradaban dan Filsafat)

15-10-2022 | The Academy of Contemporary China and World Studies

Negara tidak harus mengejar keuntungan, tetapi kebajikan

Pepatah "Negara tidak harus mengejar keuntungan, tetapi kebajikan", atau "Guo Bu Yi Li Wei Li, Yi Yi Wei Li Ye" berasal dari "Ajaran Besar", berarti bahwa pemerintahan negara tidak boleh mengambil keuntungan atau kekayaan sebagai titik awal kepentingan, tetapi harus fokus pada kebajikan dan kebenaran. "kebajikan" dan "keuntungan" adalah dua konsep paling dasar dalam moralitas Tiongkok, satu adalah rasionalitas moral dan yang lainnya adalah rasionalitas utilitarian. Dalam pandangan Konfusianisme, "kebajikan" dan "keuntungan" keduanya merupakan naluri sifat manusia. Orang memiliki dorongan internal untuk mengejar keuntungan, dan juga memiliki moralitas yang tumbuh, tetapi dalam hal penilaian nilai, tidak hanya "kebajikan" yang lebih tinggi dari "keuntungan", tapi juga harus gunakan "kebajikan" untuk membatasi dan membimbing "keuntungan".

Pada Juli 2014, dalam pidatonya di Universitas Nasional Seoul di Korea Selatan, Xi Jinping mengutip ""Negara tidak harus mengejar keuntungan, tetapi kebajikan" untuk menunjukkan bahwa dalam hubungan internasional, hubungan antara kebajikan dan keuntungan harus ditangani dengan benar, dan konsep kebajikan dan keuntungan yang benar harus dipraktikkan. 

国不以利为利,以义为利也

“国不以利为利,以义为利也”,出自《大学》,意为治理国家不应以财富为利益出发点,而应以仁义为处事着眼点。“义”与“利”是中国人道德观里最基本的两个概念,一个是道德理性,一个是功利理性。在儒家看来,“义”与“利”都是人性的本能,人有逐利的冲动,也会有道德的萌动,只不过在价值判断上,不仅“义”要高于“利”,而且要用“义”来约束和引导“利”。

2014年7月,习近平在韩国国立首尔大学的演讲中引用“国不以利为利,以义为利也”,指明在国际关系中要妥善处理义和利的关系,践行正确义利观。