Insiden Xi’an

(Edisi Spesial HUT 100 Tahun Berdirinya Partai Komunis Tiongkok)

20-07-2022 | The Academy of Contemporary China and World Studies

Insiden Xi’an

Pada 12 Desember 1936, jenderal patriotik Kuomintang Zhang Xueliang dan Yang Hucheng meluncurkan “pengan- caman” di Xi’an, Shaanxi, untuk memaksa Chiang Kai-shek melawan Jepang. Dalam sejarah insiden itu disebut Insiden Xi’an, yang juga dikenal sebagai “Insiden Ganda Dua Belas (Desember 12)”.

Menghadapi tekanan imperialisme Jepang, pada tahun 1935, Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan “Saran untuk Semua Rekan Anti-Jepang dan Penyelamatan Negeri” (yaitu, “Deklarasi 1 Agustus”), yang mengusulkan front persatuan nasional melawan Jepang. Gerakan anti-Jepang rakyat di seluruh negeri telah memasuki klimaks baru, dan kebijakan Chiang Kai-shek tentang “menyeselaikan masalah dalam negeri sebelum melawan serangan asing” bahkan lebih tidak populer. Zhang Xueliang telah berulang kali menasihati Chiang Kai-shek untuk menghentikan perang saudara dan melawan Jepang bersama, namun selalu ditolak.

Pada awal Desember 1936, Chiang Kai-shek pergi ke Xi’an untuk memerintahkan Zhang Xueliang dan Yang Hucheng segera memimpin pasukannya ke garis depan Shaanxi utara untuk “menindas Komunis.” Dalam keadaan seperti itu, Zhang Xueliang dan Yang Hucheng memutuskan untuk meluncurkan “pengancaman”. Pada dini hari tanggal 12 Desember, Tentara Timur Laut dan Tentara Rute Ketujuh belas bertindak bersama untuk menahan Chiang Kai-shek dan mengamankan puluhan pejabat militer dan politik Kuomintang termasuk Chen Cheng dan Wei Lihuang. Mereka segera memberi pengumunan pada seluruh negeri dan mengusulkan delapan proposisi anti- Jepang termasuk mengatur kembali pemerintahan Nanjing dan menghentikan semua perang saudara. Inilah Insiden Xi’an yang mengejutkan Tiongkok dan negara-negara asing.

Partai Komunis Tiongkok tidak mendengar tentang insiden tersebut sebelum kejadian. Setelah insiden itu terjadi, Zhang Xueliang menelepon Komite Sentral PKT malam itu, berharap mendengar pendapat dari PKT. Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok menganalisis situasi di dalam dan luar negeri, berfokus pada kepentingan keseluruhan bangsa Tionghoa, dan menentukan kebijakan penyelesaian insiden secara damai.Pada 17 Desember, delegasi PKT yang dipimpin oleh Zhou Enlai tiba di Xi’an, melakukan pembicaraan tulus dengan Zhang Xueliang dan Yang Hucheng, dan bertemu dengan tokoh dari semua pihak, berusaha untuk menyelesaikan Insiden Xi’an dengan damai. Berkat upaya bersama Zhou Enlai, Zhang Xueliang, dan Yang Hucheng, setelah negosiasi, Chiang Kai-shek terpaksa membuat enam janji, termasuk “menghentikan Partai Komunis dan mempersatukan kekuatan Merah untuk melawan Jepang.”

Insiden Xi’an memainkan peran dalam memfasilitasi kerja sama ketika situasi obyektif untuk kerja sama baru antara KMT dan Partai Komunis secara bertahap matang. Penyelesaian damai Insiden Xi’an menjadi titik penting perubahan situasi. Sejak itu, situasi perang saudara sepuluh tahun Tiongkok pada dasarnya telah berakhir, dan Tiongkok dengan demikian telah mencapai transisi besar dari perang saudara menjadi perang perlawanan nasional.

西安事变

1936年12月12日,国民党爱国将领张学良、杨虎城在陕西西安发动“兵谏”,逼迫蒋介石抗日,史称西安事变,亦称“双十二事变”。

面对日本帝国主义的步步紧逼,1935年,中国共产党发布《为抗日救国告全体同胞书》(即《八一宣言》),提出抗日民族统一战线的主张。全国人民的抗日运动进入新的高潮,蒋介石的“攘外必先安内”的政策更加不得人心。张学良曾多次劝谏蒋介石停止内战、一致对外,都被拒绝。

1936年12月初,蒋介石到西安迫令张学良、杨虎城立即率部开赴陕北前线“剿共”。在这种情况下,张学良、杨虎城决定发动“兵谏”。12月12日凌晨,东北军和第十七路军协同行动,扣押了蒋介石,囚禁了陈诚、卫立煌等几十名国民党军政要员,随即通电全国,提出改组南京政府、停止一切内战等八项抗日主张。这便是震惊中外的西安事变。

中国共产党在事变前没有与闻此事。事变爆发后,张学良当夜致电中共中央,希望听取中共意见。中共中央分析了国内外形势,以中华民族利益的大局为重,确定了用和平方式解决事变的方针。12月17日,以周恩来为首的中共代表团到达西安,与张学良、杨虎城恳切会谈,并接见各方人士,力争和平解决西安事变。由于周恩来与张学良、杨虎城的共同努力,经过谈判,迫使蒋介石作出了“停止剿共,联红抗日”等六项承诺。

西安事变在国共两党重新合作的客观形势渐次成熟的时候,起了促成这个合作的作用。西安事变的和平解决,成为时局转换的枢纽。从此,中国十年内战的局面基本结束,中国由此实现了从国内战争到全国抗战的伟大转变。