Insiden Lugouqiao (Jembatan Marco Polo)
Pada tanggal 7 Juli 1937, imperialis Jepang memulai perang agresi skala menyeluruh yang telah lama direncanakan terhadap Tiongkok dengan pembuatan Insiden Jembatan Lugou sebagai titik awal.
Pada pukul 10 malam itu, Divisi Angkatan Darat Jepang menggelar latihan militer di kawasan utara Jembatan Lugou untuk merebut Jembatan Lugou sebagai sasaran imajiner. Sekitar pukul 11, tentara Jepang menyatakan bahwa seorang tentara meninggalkan tim dan menghilang selama latihan, dan meminta masuk ke Kota Wanping untuk mencarinya. Setelah ditolak dengan keras oleh garnisun Tiongkok, tentara Jepang segera mengepung Kota Wanping, dan dengan kasar menyerang Kota Wanping pada tanggal 8 pukul 4:50 pagi dan merebut Shagang di timur laut Wanping. Tentara Pembela Tiongkok tidak bisa menahan diri dan bangkit untuk melawan.
Setelah Insiden Lugouqiao meletus, Kuomintang dan Partai Komunis merespon cepat agresi Jepang dan menun- jukkan sikap tegas mereka untuk melawan agresi Jepang. Pada tanggal 8 Juli, Partai Komunis Tiongkok mengirim telegram ke seluruh negeri, menunjukkan bahwa hanya perang perlawanan nasionallah jalan keluar bagi Tiongkok, menyerukan kepada rakyat, tentara, dan pemerintah seluruh negara untuk bersatu dan membangun tembok kuat front persatuan nasional untuk melawan agresi Jepang. Pada tanggal 15 Juli, delegasi PKT menyerahkan kepada Chiang Kai-shek “Deklarasi Komite Sentral PKT tentang Kerja Sama antara Kuomintang dan Partai Komunis” di Lushan, yang menetapkan tiga persyaratan dasar yaitu peluncuran cepat perang perlawanan bangsa, penerapan politik hak-hak rakyat, dan peningkatan kehidupan masyar- akat. Pada 17 Juli, Chiang Kai-shek berpidato di Lushan, mengatakan, “Jika perang dimulai, itu berarti bahwa tidak ada perbedaan antara daerah utara dan selatan, tidak peduli tua atau muda, tidak peduli siapa pun, semua orang bertanggung jawab untuk mempertahankan tanah dan berperang.” Pada 14 Agustus, Pemerintah Nasionalis mengeluarkan “Deklarasi Pertahanan Diri dan Perlawanan”. Pada tanggal 22 September, Kantor Berita Pusat Kuomintang mengeluarkan “Deklarasi Komite Sentral PKT tentang Kerja Sama antara Kuomintang dan Partai Komunis.” Pada tanggal 23 September, Chiang Kai-shek menerbitkan “Pembicaraan tentang Deklarasi Partai Komunis Tiongkok”, yang menandai pembentukan resmi front persatuan nasional anti-Jepang dengan kerja sama antara Kuomintang dan Partai Komunis sebagai badan utama. Insiden Lugouqiao membuka babak awal dari perang Bangsa Tionghoa melawan Jepang.
卢沟桥事变
1937年7月7日,日本帝国主义者以制造卢沟桥事变为起点,发动了蓄谋已久的全面侵华战争。
当日夜10时,日军一部在卢沟桥以北地区举行以攻取卢沟桥为假想目标的军事演习。11时许,日军诡称演习时一士兵离队失踪,要求进入宛平城搜查。在遭到中国驻军严词拒绝后,日军迅即包围宛平县城,并于8日晨4时50分,向宛平县城猛烈攻击,强占宛平东北沙岗。中国驻军忍无可忍,奋起还击。
卢沟桥事变爆发后,国共两党对日本的侵略迅速作出反应,表明了坚决抗战的态度。7月8日,中国共产党向全国发出通电,指出只有实行全民族抗战,才是中国的出路,号召全国人民、军队和政府团结起来,筑成民族统一战线的坚固长城,抵抗日本的侵略。7月15日,中共代表团在庐山向蒋介石提交《中共中央为公布国共合作宣言》,提出了迅速发动全民族抗战、实行民权政治和改善人民生活等三项基本要求。7月17日,蒋介石在庐山发表谈话称,“如果战端一开,那就是地无分南北,年无分老幼,无论何人,皆有守土抗战之责任”。8月14日,国民政府发表《自卫抗战声明书》。9月22日,国民党中央通讯社发表《中共中央为公布国共合作宣言》。9月23日,蒋介石发表《对中国共产党宣言的谈话》,标志着以国共合作为主体的抗日民族统一战线正式形成。卢沟桥事变揭开了中华民族全面抗战的序幕。