Konsep Keamanan yang Bersama, Komprehensif, Kooperatif dan Berkelanjutan
Pada KTT CICA (Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia) yang diselenggarakan di Shanghai Mei 2014, Xi Jinping untuk pertama kalinya mengusulkan pembangunan konsep keamanan Asia yang bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan, serta merintis jalan kerja sama keamanan Asia yang dibangun bersama dan dinikmati bersama untuk menang bersama. Setelah diajukan, konsep keamanan Asia menerima dukungan dari sebagian besar negara karena benar-benar terlepas dari pemikiran Perang Dingin dan merupakan model baru dari konsep keamanan.
Keamanan bersama, artinya menghormati dan menjamin keamanan setiap negara, tidak boleh ada kondisi di mana satu negara aman sementara yang lain tidak aman, atau sebagian negara aman sementara sebagian lainnya tidak aman, apalagi mengorbankan keamanan negara lain demi mendapatkan apa yang disebut dengan keamanan mutlaknya sendiri. Keamanan komprehensif, artinya secara keseluruhan merencanakan pemeliharaan keamanan baik di bidang tradisional maupun non-tradisional, secara umum mempertimbangkan sejarah dan kenyataan dalam isu-isu keamanan, melakukan pendekatan multidimensional dan langkah komprehensif untuk mengoordinasikan dan memajukan tata kelola keamanan dunia. Keamanan kooperatif, artinya mendorong keamanan di berbagai negara dan wilayah melalui dialog dan kerja sama, meningkatkan rasa saling percaya strategis, mencapai perdamaian melalui kerja sama, mendorong keamanan melalui kerja sama, dan menyelesaikan perselisihan secara damai. Keamanan berkelanjutan, artinya menekankan agar tetap memberikan perhatian yang sama beratnya pada pembangunan dan keamanan untuk mencapai keamanan yang abadi, berfokus pada tema pembangunan, secara aktif meningkatkan kehidupan masyarakat, mempersempit kesenjangan sosial, dan terus-menerus mengonsolidasikan fondasi keamanan.
Pada tanggal 18 Januari 2017, Xi Jinping menyampaikan pidato kuncinya yang berjudul “Bekerja Sama Membangun Komunitas Senasib Umat Manusia” di Markas Besar PBB Jenewa, Swiss. Dalam pidatonya, beliau menekankan untuk berpegang pada prinsip membangun bersama dan berbagi bersama guna membangun dunia yang aman secara universal, serta mengajukan bahwa berbagai pihak sebaiknya membentuk konsep keamanan yang bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan. Konsep keamanan ini adalah usulan Tiongkok berdasarkan pengalaman dan pelajaran masyarakat manusia tentang keamanan internasional, politik internasional, dan strategi internasional sejak Perang Dunia Kedua terutama sejak abad ke-21, bukan hanya gagasan penting yang dikemukakan demi misi mulia untuk membangun komunitas senasib umat manusia yang dapat menjamin perkembangan berkelanjutan dan keamanan berkelanjutan, melainkan juga warisan dan pengembangan Lima Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai serta kontribusi penting Tiongkok bagi perdamaian dan keamanan dunia.
共同、综合、合作、可持续的安全观
2014年5月,在亚信上海峰会上,习近平首次倡议树立共同、综合、合作、可持续的亚洲安全观,走出一条共建共享共赢的亚洲安全之路。亚洲安全观提出后,得到大多数国家的支持,它彻底摆脱了冷战思维,是新型的安全理念。
共同,就是尊重和保障每一个国家的安全,不能一个国家安全而其他国家不安全、一部分国家安全而另一部分国家不安全,更不能牺牲别国安全谋求自身的所谓绝对安全。综合,就是统筹维护传统领域安全和非传统领域安全,通盘考虑安全问题的历史经纬和现实状况,多管齐下、综合施策,协调推进世界安全治理。合作,就是通过对话合作促进各国各地区安全,增进战略互信,以合作谋和平、以合作促安全,以和平方式解决争端。可持续,就是坚持发展和安全并重以实现持久安全,聚焦发展主题,积极改善民生,缩小贫富差距,不断夯实安全根基。
2017年1月18日,习近平在瑞士日内瓦“共商共筑人类命运共同体”高级别会议上,发表题为《共同构建人类命运共同体》的主旨演讲,强调坚持共建共享,建设一个普遍安全的世界,提出各方应该树立共同、综合、合作、可持续的安全观。共同、综合、合作、可持续的安全观,是在总结第二次世界大战后特别是21世纪以来人类社会在国际安全、国际政治、国际战略问题上的经验教训基础上提出的中国方案,是站在构建可持续发展与可持续安全的人类命运共同体的高度提出的重要思想,也是对和平共处五项原则的继承和发展,是中国对世界和平与安全的重要贡献。