Efek tebing

(Pengentasan Kemiskinan secara Presisi)

11-01-2021 | China.org.cn

Efek tebing

Dalam praktik pengentasan kemiskinan, beberapa tempat secara sadar atau tidak sadar telah meningkatkan standar pengentasan kemiskinan, dan bahkan berbagai daerah telah membandingkan satu sama lain untuk melihat siapa yang memiliki standar yang lebih tinggi. Mereka telah membuat beberapa komitmen yang tidak realistis kepada keluarga miskin, dan indikator penilaian lokal yang ditetapkan jelas telah melampaui Standar “Dua tak khawatir dan Tiga jaminan”. Praktik-praktik ini telah membuat perbedaan antara perlakuan terhadap keluarga miskin dan tidak miskin terlalu besar, dan “efek tebing” telah muncul. Di beberapa tempat, pengentasan kemiskinan di desa miskin dan kabupaten miskin telah menetapkan banyak indikator pemeriksaan yang kaku. Ada juga masalah dengan indikator pemeriksaan yang terus ditingkatkan. Beberapa indikator memang tidak berhubungan langsung dengan “Dua tak khawatir dan Tiga jaminan” atau indikator utama pelayanan publik dasar ysng dekat dengan rata-rata nasional. Hal ini menyebabkan beberapa kabupaten miskin melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan target-target sulit ini, tetapi tidak melakukan sesuai kemampuan mereka, bahkan meminjam uang untuk membangun desa-desa miskin, dan beberapa desa miskin menginvestasikan 10-20 juta yuan sekaligus. “Efek tebing” muncul antara desa miskin dan desa non-miskin.

“Opini Panduan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara tentang Aksi Tiga Tahun untuk Memenangkan Perang Melawan Kemiskinan” yang dikeluarkan pada tahun 2018, secara jelas menuntut bahwa untuk mengentaskan kemiskinan harus sesuai dengan kemampuan, dan tidak boleh menurunkan standar, juga tak bisa meningkatkan standar dan menentukan target tidak praktis tanpa izin, agar dapat terhindar dari “Perangkap kesejahteraan”, dan mencegah “efek tebing” dari perlakuan terhadap desa-desa miskin dan tidak miskin, keluarga miskin, dan keluarga tidak miskin, sehingga meninggalkan efek samping.

悬崖效应

在脱贫攻坚实践中,一些地方自觉不自觉地把扶贫标准拔高,甚至不同地区之间互相攀比看谁的标准高,对贫困户做了一些不切实际的承诺,设置的地方性考核指标明显超过了“两不愁三保障”标准。这些做法使得贫困户和非贫困户待遇差距太大,出现“悬崖效应”。一些地方对贫困村、贫困县的退出,规定了很多硬性的验收指标,验收指标也存在层层加码的问题,有些指标确实与“两不愁三保障”,以及基本公共服务主要领域指标接近全国平均水平没有太直接的关系。这导致为了完成这些硬性指标,一些贫困县确实尽力而为,但是没有量力而行,甚至不惜举债搞贫困村建设,有的贫困村一次性就投入一两千万元资金,贫困村和非贫困村出现了“悬崖效应”。

对于这些问题,2018年发布的《中共中央 国务院关于打赢脱贫攻坚战三年行动的指导意见》明确要求,脱贫攻坚要量力而行,既不能降低标准,也不能擅自拔高标准、提不切实际的目标,避免陷入“福利陷阱”,防止产生贫困村和非贫困村、贫困户和非贫困户待遇的“悬崖效应”,留下后遗症。