Halaman Utama> Diplomasi pada Era Baru

Etika Moralitas dan Kepentingan yang Betul

(Diplomasi pada Era Baru)

20-01-2020 | China.org.cn

Etika Moralitas dan Kepentingan yang Betul

Pada bulan Maret tahun 2013, selama kunjungan Xi Jinping ke Afrika, beliau pertama kali mengajukan konsep Etika moralitas dan kepentingan yang betul. Pada bulan Oktober tahun itu, simposium pertama tentang kerja diplomatik perifer sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok diadakan. Xi Jinping menekankan bahwa perlu untuk mene- mukan titik umum dan titik persimpangan antara kepentingan, mematuhi konsep Etika moralitas dan kepentingan yang betul, harus berprinsip, mementingkan persahabatan, bermoralitas,, dan memberikan lebih banyak bantuan kepada negara berkembang. Sejak itu beliau berulang kali menekankan konsep ini. Moralitas, merupakan cerminan dari filosofi kita. Tiongkok berharap dunia akan berkembang bersama, terutama berharap negara-negara berkembang akan memper- cepat pembangunan mereka. Kepentingan, berarti kita harus memegang teguh pada prinsip saling menguntungkan dan menang bersama, tak mengusahakan untuk menang sepihak, melainkan mencapai situasi menang bersama. Tiongkok berkewajiban untuk memberikan bantuan yang sedapat mungkin kepada negara-negara miskin, dan terka- dang bahkan mementingkan moralitas dari- pada kepentingan, bahkan mengorbankan kepentingan untuk moralitas, sama sekali tak mengejar kepentingan tanpa moralitas. Untuk mnetapkan dan menerapkan etika moral- itas dan kepentingan yang betul, kita harus berprinsip, mementingkan persahabatan, bermoralitas, memikirkan moralitas ketika menghadapi kepentingan, menyatukan moral- itas dan kepentingan, dan bahkan mengor- bankan kepentingan untuk moralitas jika perlu. Etika moralitas dan kepentingan yang betul memperlihatkan kebajikan tradisional Tiongkok dan karakter unggul diplomasi Tiongkok, dan lebih memperkaya nilai-nilai diplomasi Tiongkok, serta mendapat pujian luas dari masyarakat internasional, teru- tama negara-negara berkembang, sehingga menjadi simbol yang unik dari kekuatan lembut Tiongkok.

正确义利观

2013年3月,习近平访非期间,首次提出正确义利观。当年10月,中华人民共和国成立以来的首次周边外交工作座谈会举行。习近平强调,要找到利益的共同点和交汇点,坚持正确义利观,有原则、讲情谊、讲道义,多向发展中国家提供力所能及的帮助。此后他又多次强调这一理念。义,反映的是我们的一个理念,中国希望全世界共同发展,特别是希望广大发展中国家加快发展;利,就是要恪守互利共赢原则,不搞我赢你输,要实现双赢。中国有义务对贫穷的国家给予力所能及的帮助,有时甚至要重义轻利、舍利取义, 绝不能唯利是图、斤斤计较。树立和贯彻正确义利观,就是有原则、讲情义、讲道义,见利思义、义利兼得,甚至必要时舍利取义;正确义利观体现了中华民族传统美德和中国外交优良品格,进一步丰富了中国外交的价值观,得到国际社会特别是广大发展中国家的普遍赞誉,成为中国软实力的独特标志。