Halaman Utama> Pengelolaan Negara dan Pemerintahan

Menjadi pekerja keras reformasi

(Pengelolaan Negara dan Pemerintahan)

03-12-2018 | China.org.cn

十八大以来,习近平多次讲到“实干”的问题,并提出了领导干部当改革实干家的要求。2015年7月在主持召开中央全面深化改革领导小组第十四次会议时,他强调领导干部“既当改革的促进派,又当改革的实干家”。Sejak Kongres Nasional ke-18 PKT, Xi Jinping berulang kali berbicara tentang soal "bekerja keras", dan mengemukakan permintaan supaya para kader menjadi pekerja keras reformisi. Pada bulan Juli tahun 2015, ketika mengadakan pertemuan ke-14 tim pimpinan Komite Sentral untuk memperdalam reformasi secara komprehensif, beliau menekankan bahwa kader harus "tak hanya menjadi pendorong reformasi, tapi juga menjadi pekerja keras reformasi".之所以提出这样的要求,是因为改革从来都不是一帆风顺的,也不是一劳永逸的。改革的决心和信心要用行动和效果来体现、来检验,不能只表态不作表率,只挂帅不出征。Dikemukakan permintaan semacam itu karena reformasi tidak pernah berjalan serba lancar, juga bukan sekali jadi dan berlaku untuk selamanya. Determinasi dan kepercayaan Reformasi harus diperlihatkan dan diuji oleh tindakan dan efek, tidak bo mengklaim tanpa memberi contoh, atau memimpin tanpa berjuang. 特别是中国正处于全面深化改革的关键时期,重大举措能不能落到实处,关键要靠各地各部门以及各级领导干部严格执行、真正落实、扎实苦干。Apa lagi sekarang Tiongkok lagi dalam periode kritis secara komprehensif memperdalam reformasi, inisiatif utama dapat tidak dilaksanakan, kuncinya bergantung pada berbagai lembaga dan kader di berbagai tingkat menerapkan peraturan secara ketat, melaksanakan ketentuan secara benar, dan bekerja keras secara serius. “喊破嗓子不如甩开膀子”,对于中国的各级领导干部来说,当改革实干家,就要按照习近平所要求的那样,“不仅亲自抓、带头干,还要勇于挑最重的担子、啃最硬的骨头”。"Lebih baik kerja keras dari pada ngomong kongsong" , pagi para pemimpin dan  kader di semua tingkatan di Tiongkok, untuk menjadi pekerja keras reformasi, harus mengikuti permintaan Xi Jinping yaitu "tidak hanya memimpin sendiri, memelopori pekerjaan, tapi juga berani untuk memikul beban terberat dan menggigit tulang yang paling keras. "