Halaman Utama> Satu Sabuk Satu Jalan

"Diplomasi Jalan Sutra " Jepang

(Satu Sabuk Satu Jalan)

24-04-2017 | China.org.cn

"Diplomasi Jalan Sutra " Jepang

"Diplomasi Jalan Sutra " Jepang pertama kali diusulkan oleh mantan Perdana Menteri Ryutaro Hashimoto pada tahun 1997, tujuan awalnya adalah untuk melindungi diversifikasi sumber energi Jepang. Hashimoto mengusulkan Asia Tengah dan depalan negara Kaukasus disebut "Daerah Jalan Sutra" dan ditempatkan di posisi penting dalam strategi diplomasi baru Jepang. Sejak itu, diplomasi Jepang di Asia Tengah berangsur-angsur disebut "Diplomasi Jalan Sutra". Jepang membuat strategi ini memiliki niat sebagai berikut: Pertama, dari segi kepentingan ekonomi, untuk menjamin diversifikasi sumber energi mereka sendiri, harus menduduki daerah Asia Tengah, perbendaharaanyang cadanganenerginya tak kalah Timur Tengah. Kedua, dari sudut pandangan geopolitik, memperkokoh pijakan Jepang di Asia Tengah dan daerah Kaukasus. Pada tahun 2004, Jepang kembali mngajukan strategi "Diplomasi Jalan Sutra", dan mempromosikan pembentukan mekanisme kerjasama "Asia Tengah plus Jepang", yang bertujuan untuk memperkuat pengaruh politik dan penetrasi ekonomi untuk memperoleh dominasi di bidang pengembangan energi dan perdagangan di Asia Tengah. Pada tahun 2012, Jepang memberikan uang bantuan pembangunan pemeritah sebesar 21,913 juta dolar AS kepada"Daerah Jalan Sutra ", dengan bidang investasi yang meliputi jalan, bandara, jembatan, pembangkit listrik, kanal dan infrastruktur lainnya. Pada Oktober 2015, Shinzo Abe mengunjungi Mongolia dan lima negara Asia Tengah. Tujuannya adalah untuk mengaktifkan mekanisme "Dialog Jepang dan Asia Tengah", berfokus meningkatkan kerjasama di bidang transportasi dan logistik dan lainnya, dan menunjukkan bahwa " kebijakan 'Diplomasi Ikut Berlari'Jepang yang khusus terhadap Tiongkok telah dimulai di Asia Tengah".

日本”Jalan Sutra外交”

日本”Jalan Sutra外交”由前首相桥本龙太郎于1997 年首次提出,初衷是保障日本能源来源的多元化。桥本龙太郎倡议把中亚及高加索八国称为”Jalan Sutra地区”,并将其置于日本新外交战略的重要位置。此后,日本对中亚的外交逐渐被称为”Jalan Sutra外交”。日本提出这一战略有如下意图:一是从经济利益考虑出发,保障自身能源来源的多元化,抢先占据中亚地区这个储量不亚于中东的能源宝库。二是从地缘政治着眼,谋求日本在中亚和高加索地区站稳脚跟。2004年,日本重提”Jalan Sutra外交”战略,并推动设立”中亚+日本”合作机制,旨在通过加强政治影响和经济渗透来争取中亚地区的能源开发与贸易主导权。2012年,日本向”Jalan Sutra地区”提供2191.3万美元的政府发展援助,投资领域涉及道路、机场、桥梁、发电站、运河等基础设施建设。2015年10月,安倍晋三出访蒙古和中亚五国,目的是要激活”日本与中亚对话”机制,侧重在运输和物流等领域促进合作,表明”日本针对中国的‘跟跑外交’策略已在中亚拉开帷幕”。