Halaman Utama> Perang Rakyat Tiongkok Anti Agresi Jepang

Pembantaian Nanjing

(Perang Rakyat Tiongkok Anti Agresi Jepang)

01-04-2017 | China.org.cn

Pembantaian Nanjing

Pembantaian Nanjing adalah kejahatan perang dan kejahatan anti manusia, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran dan penjarahan, yang dilakukan militerisme Jepang pada tahap awal perang agresif terhadap Tiongkok di Nanjing, ibukota Tiongkok. Pembantaian itu berlangsung 6 minggu sejak tentara Jepang menduduki Nanjing pada 13 Desember 1945. Dalam rangka itu, sebanyak 300.000 warga sipil dan tentara Tiongkok dibunuh, tentara Jepang membakar dan merampok kota Nanjing, sepertiga bangunan kota itu terhancur dalam kekerasan tentara Jepang, menjatuhkan kerugian material yang besar.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Hisao Tani, komandan Jepang selaku penjahat utama Pembantaian Nanjian, dijatuhi hukuman tembak mati oleh pengadilan militer Nanjing.

Pada 27 Februari 2014, Sidang ke-7 Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (KRN) ke-12 Tiongkok memutuskan, menetapkan 13 Desember sebagai Hari Berkabung Nasional Pembantaian Nanjing, dari segi hukum mengumumkan pendirian-pendirian tegas rakyat Tiongkok untuk melawan perang agresif, mempertahankan kehormatan manusia dan memelihara perdamaian dunia.

南京大屠杀

南京大屠杀是指日本侵华战争初期日本军国主义在中华民国首都南京犯下的大规模屠杀、强奸以及纵火、抢劫等战争罪行与反人类罪行。南京大屠杀从1937年12月13日日军攻占南京开始,共持续了6周。在此期间,有30万中国平民和军人惨遭屠杀,日军大肆纵火和抢劫,致使南京城被毁三分之一,财产损失不计其数。

二战结束后,南京大屠杀主犯、日本陆军中将谷寿夫经南京军事法庭公审后被执行枪决。

2014年2月27日,中国十二届全国人大常委会第七次会议表决通过决定,将12月13日设立为南京大屠杀死难者国家公祭日,以立法形式表明中国人民反对侵略战争、捍卫人类尊严、维护世界和平的坚定立场。