Halaman Utama> Perang Rakyat Tiongkok Anti Agresi Jepang

Deklarasi Kairo

(Perang Rakyat Tiongkok Anti Agresi Jepang)

01-04-2017 | China.org.cn

Deklarasi Kairo

Pada 1943, menjelang kemenangan perang dunia anti fasis, Chiang Kai-shek dari Tiongkok, Presiden Franklin Roosevelt dari Amerika Serikat, Perdana Menteri Winston Churchill dari Britania Raya mengadakan Konferensi Kairo dari 22 hingga 26 November. Pada 1 Desember, Gedung Putih mengumumkan akan menyatakan perang terhadap Jepang dan berkomitmen akan menangani agresor Jepang usai perang, ini adalah Deklarasi Kairo.

Menurut Deklarasi Kairo, 3 negara tersebut mencapai sejumlah komitmen sebagai berikut: meneruskan perang terhadap Jepang sehingga Jepang menyerah tanpa syarat; mencabut hak kepemilikan Jepang pada pulau-pulau Pasifik yang diduduki Jepang sejak Perang Dunia I; Semua wilayah Tiongkok yang dirampas dan diduduki Jepang, termasuk Timur Laut Tiongkok, Taiwan, Kepulauan Penghu harus dikembalikan ke Tiongkok; memulihkan kebebasan dan kemerdekaan di Korea setelah berakhirnya perang.

Deklarasi Kairo menetapkan status Tiongkok sebagai salah satu dari empat negara kuat persekutuan anti fasis; dari segi hukum mengakui Taiwan adalah wilayah Tiongkok; Deklarasi itu merupakan salah satu batu pijakan penting untuk menangani fasis Jepang dan membangun kembali tata hukum internasional pasca Perang Dunia II

《开罗宣言》

1943年,在世界反法西斯战争胜利曙光初露的时候,中、美、英三国首脑蒋介石、罗斯福、丘吉尔于11月22日至26日在开罗举行会议,即开罗会议。12月1日,白宫发表宣言,宣示了协同对日作战的宗旨,承诺了处置日本侵略者的安排,即《开罗宣言》。

《开罗宣言》明确规定:三国将坚持对日作战,直至日本无条件投降;剥夺日本自从1914年第一次世界大战开始后在太平洋上所夺得或占领之一切岛屿;日本所窃取的中国东北、台湾、澎湖列岛等须归还中国;在战后相当时期,使朝鲜恢复自由与独立。

《开罗宣言》确立了中国反法西斯同盟国四强的地位;在国际法上确认了台湾属于中国的事实,为中国处置台湾问题提供了国际法依据;宣言也是处理法西斯日本、重建战后国际秩序的重要基石之一。